E’ entrato anche lui, il Principe D

E’ entrato anche lui, il Principe Diego Milito, per quelli che molto probabilmente saranno gli ultimi minuti di una storia fantastica vissuta assieme all’Inter. I tifosi lo invocano, cantavano per lui oltre che per Zanetti e per Walter Samuel: appena è giunto il suo momento, San Siro si è trasformato in un unico boato, carico di cori e applausi da dedicare ad uno degli uomini che più di tutti è riuscito a regalargli gioie immense in questi anni. Diego Milito e il suo numero 22 rimarranno storia e mai potranno essere dimenticati, comunque vada. Per questo, così, dal secondo anello blu del Meazza, è subito comparso uno striscione a lui dedicato: “Una favola infinita, grazie Principe”.
FONTE INTER1908

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Juga dimasukkan, Pangeran Diego Milito, yang kemungkinan akan beberapa menit terakhir dari cerita yang fantastis tinggal bersama-sama di Inter. Para penggemar memanggilnya, bernyanyi untuknya selain Zanetti dan Walter Samuel: hanya datang saat, San Siro menjadi satu raungan, beban backing vokal dan handclaps untuk mengabdikan untuk salah satu dari orang-orang yang lebih dari siapa pun berhasil memberinya sukacita tak terhitung dalam beberapa tahun terakhir. Diego Milito dan nomor 22 akan sejarah dan tidak pernah akan dilupakan, apapun yang terjadi. Untuk ini, juga, dari kedua cincin biru Meazza, adalah segera muncul sebuah banner yang didedikasikan kepadanya: "sebuah kisah yang tak berujung, terima kasih Prince."
sumber INTER1908

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ini juga masuk dia, pangeran Diego Milito, bagi mereka yang kemungkinan besar akan menjadi menit terakhir dari cerita fantastis tinggal bersama di Inter. Pendukung berseru kepada-Nya, bernyanyi kepadanya serta untuk Zanetti dan Walter Samuel: segera setelah waktunya telah datang, San Siro telah menjadi salah satu gemuruh, penuh lagu dan sorak-sorai untuk berbakti kepada salah satu dari orang-orang yang sebagian besar adalah gagal untuk memberinya sukacita besar selama bertahun-tahun. Diego Milito dan nomor 22 akan tetap sejarah dan tidak akan pernah terlupakan, tidak peduli apa. Untuk alasan ini, juga, dari cincin biru kedua di Meazza, segera muncul spanduk didedikasikan kepadanya: "Sebuah dongeng yang tak terbatas berkat Pangeran".
SUMBER INTER1908