Le più conosciute amma del desertoA

Le più conosciute amma del desertoAmma Sarra era nativa dell'alto Egitto, nata nel IV secolo d.C. in una ricca famiglia cristiana, ha ricevuto una ottima educazione ed è una fervida lettrice. Eremita nella zona in cui è nata, vive in solitudine per molti anni in una cella, muore a circa ottanta anni. La sua festa è il 13 luglio.Amma Sincletica (380-460) nasce ad Alessandria in una nobile famiglia e inizia le pratiche ascetiche nella casa dei suoi genitori. Alla loro morte vende tutto e distribuisce ai poveri le ricchezze di famiglia, poi si taglia i capelli e si reca fuori Alessandria per cominciare la sua vita come amma del deserto. Vive fino a ottantaquattro anni e muore dopo 3 anni e mezzo di sofferenze fisiche. La festa è il 5 gennaio.Amma Teodora è vissuta nel IV secolo nel deserto egiziano, amica e collaboratrice del vescovo Teofilo di Alessandria e spesso è consultata dai monaci a proposito della vita monastica. La sua festa si celebra il 1 settembre.Melania l'anziana nasce nel 341 cittadina romana di origine spagnola figlia del console Marcellino, quando compie 14 anni sposa un membro di alto rango della casata dei Valeri. Rimane vedova a soli 22 anni e due dei tre figli muoiono a loro volta. Nel 372 dopo anni di pratica ascetica e studio della Parola decide di andare in pellegrinaggio in Egitto. Arrivata ad Alessandria vende tutto e si reca nel deserto tra le montagne di Nitria dove incontra alcuni padri: Pambo, Isidoro e Dioscuro. Nel 373 si reca in Palestina e fa costruire, grazie alle proprie ricchezze, un monastero per 50 donne sul Monte degli Olivi a Gerusalemme dove vive per 27 anni, e viene ordinata diaconessa nel 381. Trascorre i giorni in preghiera, lavora con i poveri, ospita i pellegrini e studia la Bibbia. A sessanta anni torna a Roma e si adopera per convertire molti dei suoi familiari al cristianesimo. Circa venti anni dopo ritorna a Gerusalemme e qui muore. La sua festa si celebra il 31 dicembre.Olimpia nasce nel 365 in Turchia ed è figlia di un ufficiale imperiale e membro di spicco nella corte, rimane orfana in giovane età, molto ricca, viene istruita come si addiceva ai membri della corte imperiale e data in sposa al prefetto di Costantinopoli. Morto il marito comincia a distribuire i beni ai poveri, pratica una ferrea ascesi e rifiuta di contrarre nuove nozze. Nel 405 viene ordinata diaconessa a Costantinopoli e si ritira a vivere in un monastero, dove si dedica alla preghiera, al servizio ai poveri e alla pratica dell'ascesi Gregorio di Nazianzo le dedica un componimento poetico e Gregorio di Nissa le dedica parte del suo Commento al Cantico dei Cantici. Muore nel 411 e la sua festa si celebra il 25 luglio.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Yang paling terkenal dari gurun amma
Amma Sarra adalah penduduk asli Mesir Hulu, lahir di abad keempat Masehi dalam sebuah keluarga Kristen yang kaya, ia menerima pendidikan yang sangat baik dan merupakan pembaca kuat. Pertapa di daerah di mana ia dilahirkan, hidup dalam pengasingan selama bertahun-tahun dalam sel, dia meninggal dalam delapan puluh tahun. hari raya nya adalah 13 Juli.
Amma Syncletica (380-460) lahir di Alexandria di keluarga bangsawan dan mulai praktek asketis di rumah orang tuanya. Pada saat kematian mereka menjual segala sesuatu dan mendistribusikan kepada orang miskin kekayaan keluarga, kemudian memotong rambutnya dan pergi keluar dari Alexandria untuk memulai hidupnya sebagai amma gurun. Ia hidup sampai delapan puluh empat tahun dan meninggal setelah 3 ½ tahun penderitaan fisik. Partai ini pada tanggal 5 Januari.
Amma Theodora hidup pada abad keempat di gurun Mesir, seorang teman dan kolaborator dari Uskup Theophilus dari Alexandria dan sering berkonsultasi dengan para biarawan tentang kehidupan monastik. Pestanya dirayakan pada tanggal 1 September.
Melania lahir di kota Romawi kuno dari 341 asal putri Spanyol dari Marcellino konsol, ketika ia berubah 14 tahun menikah dengan seorang anggota peringkat tinggi dari keluarga Valeri. Ini tetap menjadi janda pada usia 22 dan dua dari tiga anak meninggal pada gilirannya. Dalam 372 setelah bertahun-tahun praktek asketis dan studi Firman ia memutuskan untuk pergi berziarah ke Mesir. Sesampainya di Alexandria menjual segala sesuatu dan pergi ke padang gurun di pegunungan Nitria di mana ia bertemu beberapa ayah: Pambo, Isidore dan Dioscorus. Pada 373 ia pergi ke Palestina dan tidak membangun, berkat kekayaan mereka, sebuah biara untuk 50 wanita di Bukit Zaitun di Yerusalem di mana ia tinggal selama 27 tahun, dan memerintahkan diaken di 381. Dia menghabiskan hari dalam doa, bekerja dengan orang miskin, host peziarah dan mempelajari Alkitab. Enam puluh tahun kembali di Roma dan karya untuk mengkonversi banyak keluarganya Kristen. Sekitar dua puluh tahun kemudian ia kembali ke Yerusalem dan meninggal di sini. Pestanya dirayakan pada tanggal 31 Desember.
Olimpia lahir di 365 di Turki dan merupakan putri dari seorang perwira kekaisaran dan seorang anggota terkemuka dari pengadilan, adalah anak yatim di usia muda, sangat kaya, berpendidikan sebagai anggota befitted dari istana kekaisaran dan dikawinkan dengan prefek Konstantinopel. suami mati mulai mendistribusikan barang ke miskin, praktek asketisme yang ketat dan menolak untuk kontrak perkawinan baru. Pada 405 ia diperintahkan diaken di Konstantinopel dan pensiun untuk hidup di sebuah biara, di mana ia mengabdikan dirinya untuk doa, pelayanan kepada orang miskin dan praktek asketisme Gregorius dari Nyssa mencurahkan puisi mencurahkan bagian dari dan Gregory Komentar Kidung Agung. Dia meninggal pada 411 dan pestanya dirayakan pada tanggal 25 Juli.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Amma gurun paling terkenal
Amma Sarra adalah orang asli dari Mesir Hulu, Lahir pada abad ke-4 MASEHI menjadi keluarga Kristen kaya, menerima pendidikan yang sangat baik dan merupakan pembaca yang kuat. Hermit di daerah di mana ia lahir, ia tinggal di kesendirian selama bertahun-tahun di sel, meninggal pada sekitar 80 tahun. Partainya adalah Juli 13.
Amma Sincletica (380-460) lahir di Aleksandria dari keluarga bangsawan dan memulai praktik pertapa di rumah orangtuanya. Ketika mereka meninggal, ia menjual segala sesuatu dan mendistribusikan kekayaan keluarga kepada orang miskin, kemudian memotong rambutnya dan pergi keluar dari Aleksandria untuk memulai hidupnya sebagai padang pasir sedih. Dia hidup sampai 84 tahun dan meninggal setelah 3 setengah tahun penderitaan fisik. Pesta ini pada tanggal 5 Januari.
Amma Theodora hidup pada abad ke-4 di gurun Mesir, seorang teman dan kolaborator dari Uskup Theophilus dari Aleksandria dan sering berkonsultasi dengan para biarawan tentang kehidupan monastik. Perayaannya dirayakan pada tanggal 1 September.
Melania yang lebih tua lahir di 341 kota Romawi asal Spanyol putri Konsul Marcellin, ketika ia berusia 14 tahun menikahi seorang anggota berpangkat tinggi dari House of Valeri. Dia janda pada usia 22 dan dua dari tiga anaknya meninggal. Pada 372 setelah bertahun-tahun berlatih pertapa dan mempelajari firman, ia memutuskan untuk pergi berziarah ke Mesir. Setibanya di Aleksandria, ia menjual segala sesuatu dan pergi ke padang pasir di pegunungan Nitria di mana ia bertemu dengan beberapa ayah: Pambo, Isidoro dan Dioscuro. Pada 373, ia pergi ke Palestina dan membangun, berkat kekayaannya, sebuah biara untuk 50 wanita di Bukit Zaitun di Yerusalem dimana ia tinggal selama 27 tahun, dan ditahbiskan sebagai seorang konacone di 381. Dia menghabiskan hari-harinya dalam doa, bekerja dengan orang miskin, tuan rumah peziarah dan mempelajari Alkitab. Pada usia 60, ia kembali ke Roma dan bekerja untuk mengubah banyak anggota keluarganya menjadi Kristen. Sekitar dua puluh tahun kemudian dia kembali ke Yerusalem dan mati di sini. Partainya dirayakan pada tanggal 31 Desember.
Olimpia Lahir pada 365 di Turki dan merupakan putri dari seorang perwira Kekaisaran dan seorang anggota terkemuka istana, tetap yatim piatu pada usia muda, sangat kaya, dididik sebagai anggota Dewan Kekaisaran dan menikah dengan prefek Konstantinopel. Setelah kematiannya, suaminya mulai mendistribusikan barang kepada orang miskin, berlatih asketisme yang kuat dan menolak untuk menikah lagi. Pada 405, ia ditahbiskan menjadi diaken di Konstantinopel dan pensiun untuk tinggal di sebuah biara, di mana ia mengabdikan dirinya untuk berdoa, pelayanan kepada orang miskin dan praktek pertapa Gregorius dari Nazianzo, ia mendedikasikan sebuah puisi dan Gregory dari Nissa mendedikasikan bagian dari Komentar untuk Kidung Agung. Ia wafat pada 411 dan perayaannya dirayakan pada 25 Juli.