IL MESSIA SCONFITTO: LA CROCE E IL

IL MESSIA SCONFITTO:
LA CROCE E IL SUO MISTERO
Amaury Begasse de Dhaem S.I.
© La Civiltà Cattolica 2015 I 417-429 | 3953 (7 marzo 2015)
Lo specchio di un’epoca ferita
Ogni epoca approfondisce la conoscenza di Cristo, dei testi fonda
-
mentali, del simbolo della fede alla luce della propria esperienza esisten
-
ziale, partendo da alcuni aspetti che fanno parte della figura iniziale di
Gesù, ma spostando gli accenti, ricomponendo il mosaico, riscoprendo
tesori nascosti. Per fare un esempio, non è casuale che il tema del Saba
-
to Santo, con la discesa agli inferi, sia emerso con tanta forza, nonché
con tante sfumature diverse, nella teologia del dopo Auschwitz.
Il tema che affrontiamo in questo articolo non sfugge a tale re
-
gola. Se, infatti, parlare del mistero della croce è indubbiamente
theologia perennis
, l’espressione «Messia sconfitto» sembra invece ti
-
pica della nostra epoca, della sua acuta esperienza del male, della sua
«speranza contro ogni speranza» (
Rm
4,18). Perché, per la tradizione
antica, il Messia, Figlio e Verbo di Dio fattosi uomo, è innanzitutto
il Risorto, il vincitore (
Christus victor
), il sereno
Pantocrator
dei mo
-
saici. Nel Medioevo, infatti, nonostante l’accento posto sull’umanità
di Cristo, Gesù è il Salvatore, «pieno di grazia e di verità» (
Gv
1,14),
non lo sconfitto, icona di una «storia dei vinti» (J.‑B. Metz).
Ma, al di sotto delle numerose interpretazioni dell’inesauribile
figura di Gesù Cristo, potrebbe scorrere il flusso potente e cristalli
-
no delle acque evangeliche. Proprio perché Cristo, «uno della santa
Trinità», ha sfidato il male nel luogo del suo dominio e lo ha vinto
al prezzo altissimo della croce, ne ha rivelato all’umanità la radicale
cattiveria, l’impossibilità quindi di scendere a patti con esso.
Così, nella misura in cui la fede cristiana, lungo i secoli, ha irrigato
le intelligenze e permeato i cuori, il male ha progressivamente smesso
di essere l’ineluttabile compagno della finitudine umana, per apparire

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

MENGALAHKAN MESIAS: SALIB DAN MISTERI YANGIs Amaury Begasse de Dhaem© La Civiltà Cattolica 2015 417-429 | 3953 (7 Maret 2015)Cermin era lukaSetiap kali memperdalam pengetahuan tentang Kristus, berbasis teks-mental, simbol iman dalam pengalaman mereka yang sudah ada-esensial, dimulai dengan beberapa aspek yang merupakan bagian dari gambar awal Yesus, tetapi pergeseran aksen, recomposing mosaik, menemukan kembali harta tersembunyi. Sebagai contoh, itu adalah kebetulan yang topik Saba-untuk Santo, dengan descent ke neraka, muncul dengan kekuatan, dan dengan begitu banyak nuansa yang berbeda, dalam teologi setelah Auschwitz. Masalah yang kita hadapi dalam artikel ini tidak terlepas dari raja-tenggorokan. Jika, pada kenyataannya, berbicara tentang misteri salib tidak diragukan lagi Theologia perennisistilah ' Mesias mengalahkan "tampaknya Anda-Pica zaman kita, pengalaman tajam jahat, nya ("berharap, melawan harapan"RM 4.18.) karena, oleh tradisi tua, Mesias, anak, dan Firman Tuhan menciptakan manusia, Anda harus terlebih dahulu yang telah bangkit, (pemenang)Christus victor), serene Pantocrator Mo-Mixer saici. Di abad pertengahan, pada kenyataannya, meskipun penekanan pada kemanusiaan Kristus, Jahshua adalah Juruselamat, "penuh kasih karunia dan kebenaran" (JN 1.14), tidak pecundang, ikon "sejarah menaruhkan" (j. b. Metz). Tapi, di bawah berbagai interpretasi dari habis-habisnya sosok Yesus Kristus, dapat melepaskan arus kuat dan kristal-Air tidak Injili. Justru karena Kristus, "salah satu Kudus Trinitas ", menantang kejahatan tempat nya domain dan memenangkan harga tinggi salib, telah dinyatakan kepada kemanusiaan yang radikal kebencian, ketidakmampuan kemudian datang untuk berdamai dengan itu. Jadi, untuk sejauh bahwa iman Kristen telah disiram turun berabad-abad kecerdasan dan menyerap hati, kejahatan telah berangsur-angsur berhenti untuk menjadi sahabat tak terelakkan manusia lemah, muncul

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Mengalahkan MESIAS:
SALIB DAN MISTERI PERUSAHAAN
Amaury de Begasse Dhaem SI
© La Civilta Cattolica 2015 417-429 | 3953 (7 Maret 2015)
Era luka cermin
Setiap era memperdalam pengetahuan tentang Kristus, berbasis teks
-
mental, simbol iman dalam terang pengalaman esisten
-
esensial, mulai dari beberapa aspek yang merupakan bagian dari sosok awal dari
Yesus, tetapi pergeseran aksen, pemasangan kembali mosaik, menemukan
harta karun. Sebagai contoh, adalah kebetulan bahwa tema Saba
-
ke Santo, dengan turun ke bawah, muncul dengan kekuatan seperti itu, dan
dengan begitu banyak nuansa yang berbeda, dalam teologi setelah Auschwitz.
Masalah yang kita hadapi dalam artikel ini tidak luput di ulang ini
-
tenggorokan. Jika, pada kenyataannya, berbicara tentang misteri salib tidak diragukan lagi
perennis theologia
, istilah "mengalahkan Mesias" tampaknya Anda
-
pica era kita, pengalaman akut kejahatan, nya
"harapan terhadap harapan" (
Rm
04:18 ). Karena, tradisi
kuno, Mesias, Anak dan Firman Allah yang menjadi manusia, adalah pertama
yang Bangkit, pemenang (
Christus victor
), yang tenang
Pantocrator
dari mo
-
SAICI. Pada Abad Pertengahan, pada kenyataannya, meskipun penekanan pada kemanusiaan
Kristus, Yesus adalah Juruselamat, "penuh kasih karunia dan kebenaran" (
Yoh
1:14),
tidak kalah, ikon dari "sejarah yang kalah" (J .-B Metz)..
Tapi, di bawah banyak interpretasi dari habis-habisnya
sosok Yesus Kristus, mungkin geser aliran kuat dan kristal
-
tidak perairan evangelis. Justru karena Kristus, "salah satu Kudus
Trinitas," telah menantang kejahatan di tempat kekuasaan-Nya dan telah memenangkan
tingginya harga kayu salib, ia telah mengungkapkan kepada umat manusia radikal
jahat, karena itu kemustahilan untuk berdamai dengan itu .
dengan demikian, sejauh bahwa iman Kristen selama berabad-abad, telah disiram
intelijen dan meresap hati, kejahatan secara bertahap berhenti
menjadi pendamping yang tak terelakkan dari keterbatasan manusia, muncul