Secondo Stefano Olivari Erick Thohi

Secondo Stefano Olivari Erick Thohir potrebbe terminare il suo periodo di presidenza all'Inter nel 2016. Ecco il suo pezzo per il Guerin Sportivo: "L’Inter ha un proprietario con una data di scadenza, cioè il novembre 2016, come ha scritto Mario Gerevini sul Corriere della Sera spiegando perché entro quel termine l’imprenditore indonesiano deve ‘rientrare’ dei soldi presi a prestito per la sua holding (una delle ipotesi, secondo noi la più credibile, è che quei soldi siano comunque di società da lui controllate, ma rimane il fatto che la catena di controllo non sia trasparente), data che che coincide con la fine del piano triennale più volte ricordato da Thohir stesso per l’Inter. Un piano che passava non soltanto da tagli ma anche da un aumento dei ricavi internazionali di marketing, per cui anche una qualificazione all’Europa League sarebbe stata meglio di niente."

Il vento mediatico intorno a Thohir è leggermente cambiato, scrive Olivari. "Si è passati dall’elogio acritico del grande manager, con qualche tifoso che insultava chi mettesse in dubbio questo dogma, allo scetticismo nei confronti di un imprenditore che in un oltre un anno e mezzo ha azzeccato soltanto una mossa, cioè il ritorno di Mancini. Che ha fatto meno punti Mazzarri, come del resto Benitez al Napoli (quindi Mazzarri al Barcellona?), ma è diventato l’unico punto di riferimento credibile per il futuro, dimenticando le cinque operazioni di riparazione (Podolski, Shaqiri, Santon, Brozovic, Felipe) che niente hanno riparato."

A "preoccupare" Olivari non è tanto il discorso che Thohir possa avere soldi non veri (non dovrebbe essere così) o la questione del debito (che in sostanze è un debito con se stesso), ma la navigazione a vista che potrebbe rappresentare il peggior scenario possibile per l'Inter. Con un sospetto:  "Perché Thohir continua a prestare soldi all’Inter (ad un tasso dell’8%, non proprio di favore) invece di mettere gli stessi soldi nel capitale o di prestarli a tasso zero, come fanno in tanti? Non possiamo pensare che abbia messo in piedi questa operazione internazionale per lucrare qualche milione di interessi, il problema è forse che ricapitalizzare non può. Dopo tre anni di nulla l’Inter potrebbe essere ceduta a uno ‘vero’ o tornare al proprietario vecchio ridiventato (immaginiamo) liquidissimo, due scenari comunque interessanti. Quello peggiore sarebbe il rimanere intrappolata in un tirare a campare senza sbocchi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Menurut Stefano Olivari Erick Thohir mungkin mengakhiri masa jabatannya dari presiden Inter pada tahun 2016. Berikut karyanya untuk Guerin Sportivo: "Inter memiliki pemilik dengan tanggal jatuh tempo, yaitu November 2016, seperti yang ditulis oleh Mario Santos Corriere della Sera, menjelaskan mengapa dalam waktu yang pengusaha Indonesia harus 'cocok' dari uang pinjaman kepada perusahaan induk (salah satu kasus, menurut kami yang paling kredibel, adalah bahwa uang itu masih dengan perusahaan yang ia dikendalikan, tetapi kenyataannya tetap bahwa rantai komando tidak jelas), mengingat bahwa itu bertepatan dengan akhir dari rencana tiga tahun berulang kali diingatkan oleh Thohir sama untuk Inter. Sebuah rencana yang berlalu tidak hanya pemotongan tetapi juga oleh peningkatan pendapatan internasional pemasaran, sehingga bahkan kualifikasi Liga Europa akan lebih baik daripada tidak sama sekali. " Media angin sekitar Thohir sedikit berubah, menulis Olivari. "Kami telah pindah dari pujian dari manajer besar tidak kritis, dengan beberapa fans yang menghina orang-orang yang dimasukkan ke dalam keraguan dogma ini, skeptisisme dari pengusaha yang dalam lebih dari satu tahun setengah telah menduga hanya bergerak, yaitu, kembalinya Mancini . Yang membuat poin kurang Mazzarri, seperti Benitez ke Naples (kemudian Mazzarri ke Barcelona?), tetapi telah menjadi satu-satunya patokan yang kredibel untuk masa depan, melupakan lima operasi perbaikan (Podolski, Shaqiri, Santon, Brozovic Felipe) telah diperbaiki tidak ada. " A "khawatir" Olivari tidak begitu banyak pidato Thohir dapat memiliki uang tidak benar (tidak harus) atau isu utang (yang secara substansi adalah utang dengan dirinya sendiri), tetapi navigasi visual yang bisa menjadi skenario terburuk yang mungkin untuk Inter. Dengan kecurigaan: "Mengapa Thohir terus meminjamkan uang kepada Inter (pada tingkat 8%, bukan hanya mendukung) daripada meletakkan uang yang sama ke dalam modal atau pinjaman nol bunga, seperti banyak orang lakukan Kami tidak bisa? pikir saya telah menyiapkan ini kepentingan profit internasional dari beberapa juta, masalahnya mungkin yang tidak dapat rekapitalisasi. Setelah tiga tahun tidak ada Inter bisa dijual ke salah satu 'benar' atau kembali ke pemilik sekali lagi menjadi tua (bayangkan) sangat cair, dua skenario masih menarik. Itu akan menjadi yang terburuk yang terjebak dalam mengacaukan terkurung daratan.