Comprare un giocatore a 8 milioni,

Comprare un giocatore a 8 milioni, restar delusi dalle prestazioni, vedere premesse e promesse non rispettate e poi venderlo a 14, è un capolavoro. Adriano Galliani e Rocco Maiorino hanno chiuso la cessione di Luiz Adriano in Cina, territorio ricco di milioni ma scevro di talento. Importatori di brasiliani, da Jucilei a Paulinho, da Renato Augusto a Ralf, l'ex punta dello Shakthar è pronto per volare in Oriente. E della cessione va dato gran merito al Milan ed a Kia Joorabchian, che è stato intermediario decisivo nella trattativa. In un mercato dove le minusvalenze sono dietro l'angolo, un'occasione così ghiotta era impossibile da farsi

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Membeli pemain di 8 juta, tetap kecewa dengan kinerja, melihat lokal dan janji-janji tidak terpenuhi dan kemudian menjualnya pada 14, adalah sebuah mahakarya. Adriano Galliani dan Rocco M mereka menutup penjualan Luiz Adriano di Cina, tanah kaya jutaan tetapi tidak memiliki bakat. Importir Brazil, dari Jucilei ke Paulinho, Renato Augusto untuk Ralf, ujung mantan Shakhtar siap untuk terbang Timur. Dan penjualan harus diberikan kelebihan besar ke Milan dan Kia Ancelotti, yang adalah perantara dalam kesepakatan. Di pasar mana kerugian modal adalah sekitar sudut, kesempatan begitu menggoda adalah mustahil untuk dilakukan

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Membeli pemain di 8.000.000, tetap kecewa dengan kinerja, melihat tempat dan janji-janji tidak terpenuhi dan kemudian menjualnya di 14, itu adalah sebuah mahakarya. Adriano Galliani dan Rocco Maiorino telah menutup penjualan Luiz Adriano di Cina, daerah kaya jutaan tapi tanpa bakat. Importir dari Brasil, Jucilei untuk Paulinho, oleh Renato Augusto untuk Ralf, mantan ujung Shakhtar siap untuk terbang di Timur. Dan penjualan harus diberikan kredit besar ke Milan dan Kia Joorabchian, yang perantara menentukan dalam negosiasi. Dalam sebuah pasar dimana kerugian adalah sekitar sudut, kesempatan begitu menggoda itu tidak mungkin untuk melakukan