Il dono di Dio è Gesù, il figlio di

Il dono di Dio è Gesù, il figlio di Giuseppe. L'ironia dei giudei ("Di lui conosciamo il padre e la madre") non è frutto di conoscenza, ma dell'ignoranza di chi non sa cogliere la gloria dietro la carne. La parola di Gesù - "nessuno può venire a me se non lo attira il Padre" - è difficile perché sembra dire che nessuno può iniziare la strada verso la salvezza se Dio stesso non lo spinge a farlo e nessuno può andare a Cristo se il Padre non lo attira.

Dire "Io sono il pane della vita" è come dire che egli è la salvezza per sempre, perché è la vita terrena e divina, eterna; la vita come la possiede Dio. Questa è la differenza del pane-Gesù rispetto alla manna nel deserto; ma è anche la differenza fra la salvezza eterna del Signore rispetto a quella dello scampo dalle mani degli egiziani. La carne del Signore indica la sua umanità offerta, fino al sacrificio della vita... per la vita del mondo. E questo è anche segno e legame con l'Eucaristia.

La conoscenza di Dio passa per Gesù, il Figlio. E si va al Figlio attirati dal Padre; questo è il percorso per accostarsi al mistero di Dio. Tutto è solo dono di Dio. E il dono di Dio è un pane che chi ne mangia non muore in eterno, perché è un pane disceso dal cielo: è la carne di Gesù, la sua corporeità, il suo essere uomo tra noi. È una carne data, offerta, immolata per la vita del mondo. Il mondo, noi stessi, così amati da Dio!

Nella persona, nell'insegnamento e nell'opera di Gesù veniamo, impariamo che Dio non cerca la propria gloria perché è Amore e l'amore cerca sempre l'altro. Anche tra il Padre e il Figlio, ognuno cerca la gloria dell'Altro. L'Amore è la glorificazione dell'Altro. L'amore è un sovrappiù, come le ceste avanzate dopo la moltiplicazione dei pani. Mentre la gente lo cerca perché vuole del pane, Gesù spiega che l'importante non è il pane, ma quel sovrappiù che è la condivisione del pane

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Karunia Allah adalah Yesus, anak Yusuf. Ironi orang Yahudi ("tahu ayah dan ibunya") bukanlah buah pengetahuan, tetapi ketidaktahuan dari orang-orang yang tidak dapat memahami kemuliaan balik daging. Kata-kata Yesus - "tidak ada yang bisa datang ke saya kecuali ditarik oleh Bapa" - sulit untuk mengatakan karena tampaknya tidak ada yang dapat mulai jalan menuju keselamatan jika Tuhan sendiri memimpin dia untuk melakukannya dan tidak ada yang bisa datang kepada Kristus kecuali Bapa Dia menarik dia. Untuk mengatakan "Akulah roti hidup" adalah seperti mengatakan bahwa ia adalah keselamatan selama-lamanya, karena itu adalah duniawi dan ilahi, abadi; . kehidupan seperti yang kita memiliki Allah ini adalah perbedaan roti-Yesus dibandingkan dengan manna di padang gurun; tetapi juga perbedaan antara keselamatan kekal dari Tuhan dibandingkan dengan melarikan diri dari tangan orang Mesir. Daging Tuhan menunjukkan tawaran kemanusiaannya, dengan pengorbanan hidup ... untuk kehidupan dunia. Dan ini juga merupakan tanda dan hubungan dengan Ekaristi. Pengetahuan Allah melewati Yesus, Anak. Dia akan ditarik oleh Bapa untuk Anak; ini adalah cara untuk mendekati misteri Allah Semuanya hanya karunia dari Allah dan karunia Allah adalah roti yang seorang pria bisa makan dan mati selamanya, karena itu adalah roti yang turun dari surga.. itu adalah daging Yesus, fisik nya, dia menjadi seorang di antara kita. Ini adalah data yang daging, menawarkan, dikorbankan untuk kehidupan dunia. Dunia, diri kita sendiri, sehingga dicintai oleh Allah! Dalam orang, pengajaran dan karya Yesus kita datang, kita belajar bahwa Tuhan tidak mencari kemuliaan-Nya sendiri karena Ia adalah kasih, dan cinta selalu mencoba yang lain. Bahkan antara Bapa dan Anak, masing-masing berusaha kemuliaan lain. Cinta adalah pemuliaan Lain. Cinta adalah surplus, sebagai keranjang maju setelah penggandaan roti. Sebagai orang mencari dia karena dia ingin roti, Yesus menjelaskan bahwa yang penting adalah bukan roti, tapi itu kelebihan yang berbagi roti